Assalamu'alaikum Wr. Wb
Semoga pembaca juga merasakan sentuhan dari catatan ini seperti yang saya rasakan.
Jari-jarinya yang dulu lembut kini semakin kasar ku sentuh. Entah sudah berapa beban berat yang ia angkat dengan tangannya. Entah seberapa banyak ia mengotori tangannya . Entah sudah seberapa banyak ia tengadahkan tangannya.
Sorot mata yang dulu selalu memberikan ketenangan bagiku kini semakin sayup ku lihat. Entah sudah berapa banyak rasa kantuk yang ia lawan untuk menengangkanku.
Senyumnya yang dulu menjadi penghilang dahagaku kini semakin memudar. Entah sudah berapa kata bijak yang ia sampaikan agar kelak aku menjadi orang bijak. Entah seberapa banyak senyum yang ia tebarkan agar tangisku menjadi senyum. Entah berapa banyak lagu yang ia bisikan agar tangisku menjadi tawa.
Rambut yang dulu hitam kini mulai memutih mengingatkan aku usianya yang kini semakin tua. Entah sepanas apa rambut itu menahan panasnya sinar matahari.
Kakinya kini semakin terlihat lelah berjalan, ia tertatih dalam langkahnya. Entah seberapa berat beban yang ia bawa saat dulu melangkah dari bulan ke bulan. Entah sebanyak apa kakinya melangkah agar apa yang ia jaga dari bulan ke bulan senantiasa berselimut kesehatan dan kebaikan.
Seketika aku terperanjat dalam hening. Sosok mulia penuh dengan kelembutan dan kasih sayang. Telah banyak ia menyembunyikan lelah, keluh kesah yang tak ia tampakan dalam setiap geraknya, dalam setiap lirikan matanya, dalam setiap tutur katanya.
Aku melihatnya tertidur berselimut lelah. Lelah yang tak pernah ia ucapkan dari lisannya. lelah yang tak pernah ia tunjukkan lewat gerak tubuhnya. lelah yang tak pernah ia hembuskan dari nafasnya.
Aku mendengarnya menghembuskan napasnya penuh dengan keluh kesah. Keluh kesah yang ia simpan agar aku lega bernapas. Keluh kesah yang ia jaga agar aku terlelap dalam tidurku.
Aku melihatnya bercucuran keringat. Keringat yang ia jadikan air sejuk untuk membasuh lelahnya. Keringat yang mengucur penuh dengan keikhlasan.
Engkau sosok teladan bagiku. Engkaulah bagian arti hidup bagiku. Engkau napas bagiku. Engkau cahaya bagiku.
Tuhan, Engkau hidupkan aku dari rahimnya, Engkau titipkan aku dalam penjagaannya. Engkau izinkan aku ada dalam pelukannya. Engkau biarkan aku tumbuh dalam kasihnya. Engkau biarkan aku besar dengan jerih payahnya.
Kini aku sampai pada usia tuanya, maka seberapa kebaikan yang dapat aku balas atas segala yang ia telah berikan tanpa kemunafikan? Biarkanlah harapanku dan doaku pada-Mu atasnya ini menjadi bagian dari balas budiku padanya.
Tuhan, andai Engkau izinkan, maka biarkanlah aku gadaikan sisa kebahagian hidupku untuknya. Biarkan ia bahagia dimasa tuanya. Biarkanlah lelahnya menjadi lelahku agar tidurnya berselimut mimpi yang indah. Biarkanlah keluh kesahnya menjadi keluh kesahku agar hembusan nafasnya kokoh sebagaimana saat ia dalam usia mudanya dulu.
Tuhan, ia yang bersusah payah dalam sakitnya menjadikan aku bagian dari kehidupan, lalu tumbuhlah aku hingga saat ini dengan kasih sayangnya. Maka bukanlah ia penyebab hati, lisan dan perangai ini mungkin rusak. Ia yang menjaga agar lisan ini senantiasa melafadzkan nama-Mu. Ia yang senantiasa memelihara hati ini agar senantiasa mencintaimu. Ia yang senantiasa mendewasakan perangaiku agar senantiasa ada dijalan-Mu. Maka tempatkanlah ia di sisi-Mu dengan segala kemuliaan bersama mereka para kekasih-Mu.
Jauhkan ia atas kepedihan dalam tidur panjangnya. Ampuni segala kealfaannya atas apa yang telah Engkau perintahkan padanya dan atas apa yang telah Engkau larang atasnya.
Tuhan, Jagalah ia!
Maka saat ia terbujur kaku, biarkanlah itu menjadi kebahagian bagiku, karena kebahagiaan atasnya berjumpa dengan-Mu. Jika saatnya aku terbujur kaku, biarkanlah itu menjadi kebaikan baginya, karena akulah penolongnya.